Wisata ke Londa, Tana Toraja Sulawesi Selatan
Membahas budaya Indonesia, keberagaman ada istiadat dan keindahan alamnya seakan tidak ada habis habisnya. Salah satu kebudayaan yang tak kalah unik adalah dari tempat saya berasal yakni Tana Toraja Sulawesi Selatan. Meskipun lahir di ibukota Sulawesi Selatan, Makasar, di besarkan di tanah Papua dan akhirnya merantau ke Jakarta tidak membuat saya lupa akan kebudayaan daerah tempat saya berasal.
Salah satu tujuan wisata di Toraja adalah di Londa. Londa terletak di Desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggala, sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao. Merupakan makam yang terbuat dari bebatuan curam yang berisikan peti peti mayat, gua gua yang sangat gelap tempat peti peti mayat ini berasal juga di hamparan terjal bukit lain di mana peti peti mayat dan tulang belulang di letakkan.
Londa tadinya adalah makam keluarga yang di buka untuk umum sebagai objek wisata.
Londa tadinya adalah makam keluarga yang di buka untuk umum sebagai objek wisata.
Saya menginjakkan Londa kira kira 4 tahun lalu, kondisi yang sama ketika saya mengunjunginya 10 tahun lalu ketika duduk di bangku SMA di SMU Kr. Barana Tana Toraja, tidak banyak yang berubah.
Masuk ke dalam gua bersama teman teman yang lain berbarengan dengan para pemandu yang membawa lampu pijar. Tanah yang lembab, gelap dan mencekam membuat kawasan ini begitu horor.
Masuk ke dalam gua bersama teman teman yang lain berbarengan dengan para pemandu yang membawa lampu pijar. Tanah yang lembab, gelap dan mencekam membuat kawasan ini begitu horor.
Anda akan menyusuri setiap lorong gua yang sempit dan yang terhampar begitu banyak tengkorak dan tulang belulang. Ini adalah daerah yang wajib anda kunjungi jika anda ke Toraja atau Makasar. bedanya jika anda dari Makasar anda harus mengendarai kendaraan selama kurang lebih 8 jam untuk sampai ke Toraja. Yang perlu anda ketahui, sangatlah tabu untuk memindahkan tulang belulang di tempat ini.
Oh ya, Acara pemakaman dan pesta di Toraja sering di sebut sebagai rambu solo. Saya pernah mengikuti acara ini beberapa tahun yang lalu. Kakek saya dari pihak ibu meninggal dan di simpan selama 1 tahun di dalam tongkonan (rumah adat toraja) bagian belakang. Peti terbuat dari kayu dengan bagian atas terbuat dari kaca sehingga setiap orang bisa melihat wajah kakek saya yang telah wafat. Menurut nenek saya mereka mengawetkan tubuh kakek saya dengan cuka dan perasan jeruk, tapi entahlah mungkin dengan ramuan ramuan khusus juga, karena saya kurang yakin bahan bahan tersebut saja dapat mengawetkan mayat.
Post a Comment for "Wisata ke Londa, Tana Toraja Sulawesi Selatan "